Hitman System on Media
Media : Bisnis Indonesia
Judul Artikel : Si Lossy dan Si Glossy
Pada hakikatnya, semua manusia ingin hidup berpasangan. Entah kaum perempuan ataupun pria, masing-masing berharap dapat menghabiskan sisa usia mereka bersama orang yang mereka cintai. Supaya mendapatkan pasangan yang ideal, beberapa orang memilih untuk mengawali hubungan mereka dengan tahapan untuk berpacaran. Namun, apa yang terjadi jika sepanjang usia muda mereka tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk berkenalan dengan lawan jenis? Atau bagaimana jika hubungan yang dibangun tidak pernah sesukses pasangan lain?
Lalu, bagaimana jika kondisi demikian dialami kaum pria? Apakah kaum pria cukup 'bermodalkan' wajah tampan dan pekerjaan mapan saja?
" Ada sebagian pria mengaku jika mendekati perempuan untuk dijadikan pasangan tidak semudah yang dibayangkan. Persaingannya cukup ketat," ujar Jet Veetlev, pendiri Hitman System, sebuah lembaga yang memberikan pelatihan kepada kaum pria tentang kiat-kiat mendapatkan pasangan.
Tidak mudahnya membangun hubungan antara pria dan wanita justru membuat kaum pria terjebak dengan kondisi yang kurang menyenangkan. Misalnya, dimanfaatkan secara materi oleh kaum perempuan, dipermainkan, hingga ditolak cintanya.
Jet bersama tiga orang lainnya mendirikan lembaga ini tiga tahun lalu dilatarbelakangi dengan semakin banyaknya kaum pria yang mengaku kesulitan mendapat pasangan. Selain tidak mendapat respons dari lawan jenis yang sesuai dengan harapan, kaum pria merasa mendapatkan pasangan hidup sudah menjadi sebuah kebutuhan.
"Maka tidak heran jika pada usia mereka yang sudah dewasa dengan pekerjaan mapan dan wajah tampan, banyak kaum pria belum menemukan pasangan," ujar Jet.
Dalam pelatihan yang bertajuk Pria, Cinta, dan Petualangan, Hitman System mengajarkan cara-cara praktis kaum pria mendekati kaum perempuan. Melalui konsultasi, pelatihan, dan solusi pengembangan diri yang terfokus pada dunia romansa ala kaum pria, diharapkan kaum pria akan lebih percaya diri dan cerdik untuk menemukan pasangan ideal sesuai dengan harapan.
Billy, misalnya, pria 29 tahun ini merasa selalu gagal mendapatkan pasangan. Pekerjaan sebagai micro bussiness manager di sebuah bank swasta ternyata kurang menjadi jaminan menggaet sang pujaan. Selalu gagal dalam bercinta memaksa Billy kini memilih pasangan yang membuat dirinya merasa nyaman, meski persoalan muncul saat adanya perbedaan agama di antara mereka.
"Kadang saya berpikir apa yang salah dengan saya. Sudah beberapa kali coba pacaran selalu saja tidak tepat sasaran," ujar pria berkulit putih dan berbadan tegap ini sembari tertawa.
Menurut Kei Savourie, cara para pria mendekati kaum perempuan ternyata ada polanya. Bukan dilatarbelakangi ilmu psikologi atau antropologi sosial lainnya, pola The mantra, from lossy to glossy adalah jawabannya.
Ide dan prinsip mantra di atas disadari oleh para pendiri Hitman System sebagai energi, semangat, panduan, dan moto yang membuat kaum pria memiliki kemampuan menempa kehidupan mereka hingga saat ini.
Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan setiap orang justru akan membuat seseorang itu bertambah kuat. Prinsip ini pula yang mutlak disadari kaum pria sebagai kelebihan nilai mereka secara pribadi. Sebaliknya, ketidakmampuan mereka mengatasi setiap persoalan justru membuat mereka tidak berdaya, selalu kalah, diperlakukan tidak adil, dan putus asa dalam menjalani setiap aspek kehidupan mereka.
"Pencuri, pembunuh, pemerkosa, pengebom adalah contoh orang yang mengizinkan dirinya dikendalikan dunia sekeliling dan melampiaskannya dengan sesuatu yang emosional dan destruktif," ujar Lex. Demikian pula dalam mendari pasangan, melalui transformasi from lossy to glossy merupakan bagian dari proses hidup, termasuk dalam mencari pasangan.
Lossy menurut para instruktur Hitman System mengacu pada sikap pria yang tidak memiliki cukup kualitas untuk layak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka lebih menggantungkan pada hal-hal eksternal dan penialaian dari luar.
Dalam hubungan romansa, kaum pria lossy lebih menitikberatkan penilaian kaum perempuan idaman, bukan pada esensi kualitas hidupnya. Seorang pria yang mendekati perempuan idaman dengan cara merayu atau membelikan barang justru bukan cara paling bijaksana. Hal itu justru seakan menunjukkan jika si pria menutupi kekurangan mereka dengan tindakan demikian.
Sebaliknya, glossy mengacu pada sikap pria yang menganggap dirinya layak mendapat apa yang mereka inginkan dengan cara memaksimalkan setiap aspek internal dan kualitas yang mereka miliki. Tentu prinsip ini akan lebih baik diterapkan kaum pria dalam upaya menggaet kaum perempuan idaman dan membangun hubungan relasi romansa mereka.
"Tidak semua orang yang memiliki penis secara otomatis bisa dianggap sebagai pria, sebagian dari mereka belum mengoptimalkan seluruh atribut kepriaan yang seharusnya mereka miliki," ujar Lex dePraxis, instruktur Hitman System.
Pola-pola seperti di atas dianggap manjur dalam menilai pribadi kaum pria sebelum akhirnya mereka mengeluarkan jurus selanjutnya berupa tips dan trik menggaet kaum perempuan. Jadi, lossy atau glossy-kah Anda?
Jika Anda bekerja di perusahaan media massa dan tertarik untuk meliput Hitman System, silakan lengkapi formulir Media Inquiry di sini.
Semua permintaan akan diproses dan mendapat jawaban dari kru kami dalam waktu maksimal 2 x 24 jam. Harap menyertakan nama media yang Anda representasikan, posisi Anda (jurnalis, editor, divisi kreatif, dsb), deadline untuk liputan yang bersangkutan, dan topik atau peta tematik dari liputan.