Hitman System on Media
Media : Media Indonesia
Judul Artikel : Dokter Cinta Buat Kaum Pria
Parfum ajaib. Dengan sekali semprot, seorang pria dengan tampang biasa-biasa saja, bisa dikejar perempuan-perempuan cantik nan menggoda. Jika iklan itu terkesan terlalu metafora, yang ditawarkan Hitman System bisa jadi lebih realistis. Formulanya tentu bukan parfum, melainkan workshop hingga personal coach. Tujuannya mengubah pria yang tadinya berlabel lossy alias pecundang cinta menjadi glossy cemerlang di mata perempuan, tepatnya banyak perempuan.
Ruangan di lantai enam Gedung Jakarta Design Centre, Slipi, Jakarta , pada penghujung bulan Ramadan lalu dipenuhi tak kurang dari enam puluh pria muda. Tiket yang mereka beli seharga Rp500.000 berlaku dari pagi hingga sore, mengikuti sesi pemaparan serta tanya jawab yang dibawakan Lex dePraxis, Jet Veetlev, serta Kei Savorie, semuanya nama samaran, tiga dedengkot Hitman System.
Materinya, mulai dari manajemen prahubungan, metode romansa yang bisa menyulap si jomblo, pria yang selalu ditolak, serta laki-laki pemalu menjadi pribadi yang mampu memesona perempuan-perempuan di sekelilingnya.
"Hitman berdiri sejak 2006. Saya dan pendiri yang lain melihat bahwa memang ada kebutuhan untuk itu. Di luar negeri sudah banyak berdiri lembaga konsultasi pencitraan, termasuk soal relasi pria dan perempuan, di sini belum ada," kata Lex dePraxis, 27.
Sasarannya pria-pria muda 20 hingga awal 30 tahunan, tentunya para lajang yang kerap mendapat pengalaman buruk dalam kehidupan percintaannya. Sering ditolak, tak berkutik saat berhadapan dengan perempuan, hingga punya pengalaman dicampakkan kaum hawa.
Fokus pembelajarannya, kata Lex yang mengaku sehari-harinya bekerja di sebuah lembaga penyelenggara pelatihan cara kerja otak, adalah memoles potensi diri hingga teknik komunikasi.
"Jadikan diri kita memang layak buat mereka. Namun, tak kalah pentingnya, mendobrak label yang diterapkan orang lain pada diri pria serta memandang relasi dengan perempuan sebagai paradigma baru. "Formulasi yang kami berikan semuanya serba teknikal khas laki-laki," kata Lex yang menolak menyebutkan nama aslinya.
Usai mendapat pelatihan, kata Lex, para student, istilah yang mereka berikan untuk para peserta seminar, pun berhak mendapat coaching personal yang diberikan di kafe-kafe. Saat berjumpa di kafe itulah mereka mendapat pelatihan, contoh, hingga praktik langsung. Termasuk teknik menyapa perempuan, pengunjung kafe biasanya jadi target mereka.
Hingga saat ini, student Hitman system telah mencapai 160 orang. Angka itu, menurut Lex, terbilang menggembirakan. Ia optimistis ke depan Hitman akan jadi lembaga profesional kendati hingga saat ini tak ada satu pun trainer Hitman punya latar pendidikan psikologi formal.
"Pengalaman nyata kami, saya salah satunya, berharap selama tiga tahun pada seorang perempuan dan berakhir dengan penolakan itulah yang kami bagi dengan para students ," ujar Lex yang mengaku membidik pasar para nerd, kutu buku, penggila internet sebagai pangsa pasar terbesar Hitman System. Faktor itulah yang menjadikan Hitman berfokus menyosialisasikan diri lewat dunia maya.
Pria, kata Lex, sebagai mana masyarakat pada umumnya, kerap terjebak pada pembentukan mitos hasil kreasi media juga lingkungan. Mencampur adukkan emosi dan logika pada masalah romansa.
"Kita ingin menyadarkan bahwa mestinya pria memisahkan antara tahapan prarelasi dan setelah relasi itu terbentuk. Pada masa pra, kita mestinya belum bicara soal pengorbanan, ketulusan, nasib serta segala sesuatu yang berbau emosional. Pada tahap itu, semuanya hanya soal teknik memasarkan diri kita, komunikasi sehingga kita bisa menarik perhatian lawan jenis," kata Lex.
Jadi, salah besar kalau pria berusaha menarik perhatian dengan mentraktir atau menjadi tempat curhat perempuan tentang pacarnya. Selain tak akan menghasilkan efek apa pun, langkah itu justru akan berbalik menjadi nilai minus bagi si pria.
Barulah pada tahap relasi, ketika hubungan sudah terbentuk, lanjut Lex, emosi harus dimasukkan untuk membuat relasi tidak kering dan tentunya menyenangkan.
Dosa terbesar lainnya yang mesti dihindari kaum pria, kata Lex, adalah berharap serta worship. Menaruh harapan terlalu besar pada perempuan yang dikejar, merasa diri tak laku, dan layak mendapatkan perempuan yang jadi target sehingga meyakini jalan satu-satunya adalah berkorban dan mengejar. Pada kondisi ini, pria juga kerap menempatkan perempuan sebagai sosok superior yang mesti diagung-agungkan, layak dikejar, dan diperjuangkan.
"Padahal perempuan justru sangat senang berkompetisi, tahu kan artinya? Mereka juga senang dengan pria yang punya percaya diri, misterius, serta punya jiwa kepemimpinan, jauh dari karakter ngarep dan worship tadi," kata Lex.
Sudahkah para alumni Hitman mencapai target mereka, bersanding dengan perempuan yang jadi target?
"Kami justru menyarankan mereka untuk terlebih dahulu menambah stok 'vitamin' atau perempuan-perempuan berkualitas yang jadi target mereka sebelum akhirnya memilih," kata Lex.
Fauzi, 29, yang mengaku sengaja datang ke acara itu dengan berkereta dari Malang , Jawa Timur, mengaku persepsinya tentang perempuan banyak diubah.
"Namun, pelaksanaannya ya tidak mudah. Tetap kembali ke orangnya masing-masing, mau enggak mengubah dirinya," kata pria yang mengaku mengenal Hitman melalui internet itu.
Jika Anda bekerja di perusahaan media massa dan tertarik untuk meliput Hitman System, silakan lengkapi formulir Media Inquiry di sini.
Semua permintaan akan diproses dan mendapat jawaban dari kru kami dalam waktu maksimal 2 x 24 jam. Harap menyertakan nama media yang Anda representasikan, posisi Anda (jurnalis, editor, divisi kreatif, dsb), deadline untuk liputan yang bersangkutan, dan topik atau peta tematik dari liputan.